Febrian
atau biasa dipanggil Tarjo adalah seorang siswi siswa
yang sangat amat aneh. Dia memiliki kebiasaan yang aneh, yaitu makan beling.
Rambutnya setengah panjang sampai
50 meter dan setengahnya lagi botak licin sampai kelihatan 1/4 bagian otaknya.
Bibirnya amat sangat besar dan panjang, dengan lipstik berwarna hijau di bibir
atas dan biru di bagian bawah.
Terkadang saya bingung terhadapnya, mengapa anak itu sangat jahil ? Bahkan saat
teman saya bernama Febriana berulang tahun, Febrian mengejarnya untuk
menuangkan oli ke wajah Febriana. Namun karena ia gagal malah dia yang terkena
oli dan sampai masuk kedalam selokan.
Apalagi saat ia pergi ke gereja bersama saya dan teman saya john. Saya dan John
menjemputnya di tengah jalan, tetapi yang saya bingung adalah kenapa harus di
tengah jalan? Mengapa tidak di pinggir jalan saja?
Saat bertemu
dia di jalan, wajahnya sangat berseri - seri, senyumannya selebar badan pesawat
tempur dan kedua matanya menonjol keluar. Saat di jalan, tiba-tiba Febrian
jatuh dan tersungkur di tengah jalan, tanpa disadarinya ternyata ada sebuah
truk dibelakangnya. Truk itu langsung berhenti mendadak dan supir truk itu
menegur Febrian, katanya " Hei Monyong, ngapain lu di tengah jalan?? Mau
ketabrak?? " Namun karena tidak terima dengan perkataan supir truk,
Febrian menjadi marah besar dan hati dan jiwanya terbakar samapi hati dan
jiwanya hilang, ia langsung menendang truk itu dan, Bamm.... truk itu hancur
berkeping-keping. Supir truk dan semua orang yang berada disana tercengang
melihatnya dan langsung pingsan kecuali saya dan John. Setelah kejadian itu,
tiba-tiba Febrian menghilang, saya dan John kebingungan mencarinya. Saya dan
John terus mencari, namun Febrian tidak dapat ditemukan.
Akhirnya saya dan John menyerah untuk mencarinya dan kami memutuskan
untuk meniggalkan Febrian, kami yakin dia bisa pulang sendiri. 3 bulan kemudian
kami mendengar kabar bahwa Febrian telah meninggal dengan kondisi yang sangat
mengenaskan, yaitu dengan hidung tertusuk tombak yang panjangnya 5 meter dan
kedua telinganya tertancap tiang bendera beserta benderanya. Saya dan John
langsung menangis mendengarnya sampai-sampai air mata kami membanjiri Jakarta
beberapa bualn lalu.
@Siauw_11, September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar